Jumat, 26 Maret 2010

Berani Itu Seksi

Dalam upaya menghindari konflik, seringkali kita berlagak seperti kaum Hawa di era Siti Nurbaya yang selalu menuruti apa kata pasangan. Padahal kenyataannya, beda dengan perkiraan kita, sikap penurut malah seringkali dinilai pria kurang seksi! Jangan salah, kebanyakan pria jauh lebih menyukai perempuan cerdas yang mampu mengungkapkan pendapat ketimbang mereka yang berakting "jinak-jinak merpati".

Tak Perlu Berubah Demi Cinta
Sebelum punya kekasih, Dinda dikenal dengan penampilannya yang selalu trendi. Hanya saja, sejak berpacaran dengan Ari, penampilan Dinda sedikit demi sedikit mulai kehilangan gereget. Kata Dinda, itu gara-gara Ari seringkali mengkritik dandanannya kelewat "ajaib". Dinda yang cinta mati pada Ari, memilih menuruti permintaan kekasihnya itu dan mengubah gaya lamanya.

Lain Dinda, lain lagi kisah Melly. Sejak dekat dengan Robert, kekasihnya selama 6 bulan terakhir, Melly nyaris tak pernah lagi kumpul bareng teman-teman satu geng. Kalau ditanya kenapa, pasti penyebabnya ada hubungannya dengan Robert. Entah karena Robert sudah mengajaknya duluan, atau hanya gara-gara Robert tak suka Melly pergi sendirian malam-malam.

Padahal, seorang pendamping yang ideal itu seharusnya bersedia menerima diri kita apa adanya. Kalau pun ada sesuatu yang berusaha diperbaiki pada diri pasangan, semestinya itu bukanlah hal yang sifatnya mendasar. Misalnya, ingin mengubah karakter atau kebiasaan Anda yang sebenarnya sama sekali tidak bersifat merugikan.

Atasi Perasaan Insecure
Apa penyebab banyak perempuan mau saja menuruti tuntutan kekasihnya untuk berubah? Menurut Dr. Kenneth Robbins, profesor di bidang psikologi dari University of Wisconsin, salah satunya adalah karena perasaan insecure yang diam-diam dimiliki oleh perempuan tersebut.

"Ketika berhasil menggandeng kekasih yang memenuhi kualifikasi sebagai pasangan ideal, diam-diam ada perasaan takut kehilangan dalam diri seseorang. Terlebih, kalau kekasihnya itu kebetulan diidolakan oleh banyak orang. Supaya apa yang ditakutkan tidak menjadi kenyataan, dia bersedia melakukan apa pun yang diminta pasangan. Padahal, kalau mau usaha sedikit untuk membujuk, siapa tahu sebenarnya kekasih tidak keberatan diajak berkompromi," kata Robbins.

Sayangnya, masih banyak perempuan yang enggan repot mengerjakan PR untuk melobi kekasih yang banyak menuntut ini-itu. Ketimbang beradu argumentasi, tak sedikit yang memilih "jalur aman", yaitu menyimpan rasa keberatan di dalam hati (atau ngedumel di depan sahabat) dan menampilkan dirinya sebagai seorang kekasih penurut. Padahal, sebenarnya mayoritas pria justru beranggapan bahwa perempuan penurut itu kurang seksi.

Pernah dengar cerita tentang seorang perempuan "baik-baik" yang didepak oleh tunangannya demi perempuan idaman lain yang punya karakter lebih percaya diri dan malah cenderung "bitchy"? Itu hanya salah satu bukti bahwa seorang perempuan yang tahu apa kemauannya selalu tampak lebih seksi di mata pria daripada perempuan yang kelewat penurut.

(Nayu Novita/Majalah Chic)
KOMPAS.com

Kehamilan Aman untuk Pasien KankerPayudara

Kompas.com - Kini ada harapan bagi pasien kanker payudara yang telah sembuh (survivor) untuk memiliki buah hati. Penelitian menunjukkan kehamilan cukup aman untuk para survivor kanker payudara.

Dahulu para dokter mengkhawatirkan terjadinya perubahan hormon akibat kehamilan yang bisa memicu kembalinya sel kanker. Itu sebabnya banyak dokter yang tidak menyarankan para survivor untuk hamil.

Dalam hasil penelitian yang dipresentasikan dalam European Breast Cancer Conference di Barcelona, Spanyol, Jumat (26/3), para ahli mengatakan kehamilan bagi survivor kanker payudara adalah aman dan diyakini tidak berkaitan dengan kekambuhan penyakit.

Dalam penelitiannya, Dr.Hatem Azim dari Institute Jules Bordet, Belgia yang menganalisa 14 studi yang melibatkan 1.400 wanita hamil dengan riwayat kanker payudara menemukan, sebagian besar wanita bisa hamil beberapa bulan atau tahun setelah menjalani terapi pengobatan kanker. Azim dan timnya membandingkan kelompok wanita tersebut dengan 18.000 survivor yang tidak hamil.

"Kami berharap hasil studi ini mengubah saran dokter kepada pasien. Tidak ada alasan untuk mencegah para survivor untuk hamil," ujar Azim.

Hasil studi Azim juga menemukan, survivor yang hamil memiliki risiko 42 persen lebih rendah untuk meninggal dibanding dengan survivor yang tidak hamil. Hal tersebut diduga karena sebagian besar wanita memang secara alami menjadi lebih sehat saat sedang hamil.

Menanggapi studi tersebut para pakar memberikan catatan bahwa kehamilan yang sehat untuk para survivor tergantung pada tipe kanker dan berapa lama terapi pengobatan yang dijalani. Mereka yang melakukan terapi hormon untuk kanker payudara secara umum perlu waktu lima tahun untuk hamil.

Para wanita juga sebaiknya menunggu waktu dua tahun setelah diagnosis kanker untuk hamil. "Dua tahun adalah periode yang beresiko tinggi kekambuhan sel kanker," kata Maria Leadbater, ahli kanker payudara dari Inggris.

Azim mengatakan, hubungan antara hormon dan kanker payudara lebih rumit daripada yang selama ini diketahui. Estrogen memang jadi pemicu kanker payudara dan saat hamil tubuh seorang wanita memproduksi lebih banyak estrogen. Namun, hormon estrogen dalam jumlah sangat tinggi juga bisa membunuh sel kanker.

Hormon lain yang diproduksi tubuh saat kehamilan, seperti hormon untuk menghasilkan ASI, telah terbukti melindungi tubuh dari sel kanker payudara.

Kanker Payudara Bisa Dicegah

Kompas.com - Lebih dari sepertiga kasus kanker payudara sebenarnya tidak harus terjadi bila seorang wanita mau berolahraga lebih sering dan mengurangi konsumsi makanan berlemak. Demikian peringatan yang disampaikan para pakar kesehatan.

Terapi pengobatan yang lebih canggih, deteksi dini dan skrining mamogram memang secara dramatis mampu memperlambat kanker, tetapi fokus yang harus dikampanyekan adalah tindakan pencegahan lewat perubahan gaya hidup.

"Apa yang bisa dicapai secara maksimal oleh tindakan skrining telah tercapai. Kita tidak bisa melakukan lebih. Inilah saatnya untuk pindah pada hal lain, yakni perubahan gaya hidup," kata Carlo La Vecchia, kepala divisi epidemiologi dari University of Milan.

La Vecchia mengatakan hal tersebut dalam konferensi European Breast Cancer di Barcelona, Spanyol, Selasa (24/3). Menurut International Agency for Research on Cancer, lembaga di bawah WHO, 25-30 persen kasus kanker dapat dicegah.

Dr.Michelle Holmes dari Harvard University, yang pernah melakukan studi mengenai kanker dan gaya hidup, mengatakan selama ini orang lebih sering mengaitkan kanker dengan faktor genetik dibanding gaya hidup.

"Gen telah ada sejak ribuan tahun, namun makin lama kasus kanker terus meningkat. Tentu ini tak ada kaitannya dengan gen," kata Holmes.

Para ahli menemukan mayoritas kanker payudara mendapat bahan bakar dari estrogen, hormon yang diproduksi oleh jaringan lemak. Oleh sebab itu para ahli menduga, semakin gemuk seseorang, makin banyak estrogen yang diproduksinya sehingga bisa memberi bahan bakar bagi kanker. Bahkan pada wanita kurus, para ahli yakin olahraga bisa membantu mengurangi risiko kanker karena lemak bisa diubah menjadi otot.

Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, ahli bedah onkologi Sutjipto, dalam suatu kesempatan pernah mengatakan kanker payudara kini makin mengarah pada wanita muda. Jika 20 tahun lalu kanker ini lebih banyak menyerang wanita di atas usia 50 tahun, sekarang banyak wanita berusia di bawah 30 tahun yang terkena kanker payudara.

Gaya hidup, termasuk pola makan, kebiasaan merokok, kurang olahraga, termasuk stres dalam menjalani kehidupan sehari-haari, bisa menjadi salah satu penyebab kanker payudara.

"Softlense" Plus Vitamin E untuk Glaukoma

KOMPAS.com — Bila selama ini penderita glaukoma hanya bergantung pada obat tetes mata yang bekerja untuk menurunkan tekanan mata, kini telah hadir alternatif baru berupa lensa kontak (softlense) yang ditambahkan vitamin E dan punya daya kerja seperti obat tetes mata.

Lensa kontak teknologi terbaru tersebut diperkenalkan dalam ajang American Chemical Society baru-baru ini. Lensa kontak ini bekerja dengan cara melepaskan obat secara perlahan-lahan dan menahannya pada tempat. Lensa kontak ini diklaim efektif mencegah perburukan penyakit glaukoma.

Glaukoma sering disebut sebagai pencuri penglihatan karena penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara berangsur-angsur tanpa gejala apa pun. Gangguan ini terjadi karena abnormalnya tekanan dalam mata.

Perawatan glaukoma kronis biasanya dimulai dengan obat tetes mata. Tujuannya menurunkan tekanan dalam bola mata. Hanya saja, obat tetes mata ini harus digunakan terus-menerus setiap hari, sering kali efek obatnya terhapus dalam beberapa menit sehingga tidak efektif.

Berbeda dengan softlense yang diperkaya vitamin E ini, yang secara perlahan akan melepaskan obat ke bagian dalam lensa dan menahannya selama mungkin di mata.

"Kebanyakan obat tetes mata cepat terhapus dalam dua hingga lima menit sehingga tidak mencapai target. Obat-obatan jenis ini juga sering terserap ke peredaran darah dan terbawa ke seluruh tubuh sehingga bisa menimbulkan efek samping," kata Dr Anuj Chauhan, peneliti dari University of Florida, Amerika Serikat.

Dalam percobaan pada hewan di laboratorium terbukti bahwa obat yang dikeluarkan oleh lensa kontak bertahan lebih lama sebelum terhapus. Menurut Chuchan, struktur vitamin E seperti "tembok bata nano" yang kecil. "Karena tembok bata ini lebih besar dari molekul obat, kami yakin butuh waktu lebih lama bagi molekul untuk masuk ke tujuannya. Hal ini akan meningkatkan durasi pelepasan obat dari lensa kontak," paparnya.

Menurut rencana, dua tahun lagi lensa kontak ini akan diuji pada pasien glaukoma. Lensa kontak ini juga disebut mampu melindungi mata dari bahaya sinar matahari. "Vitamin E dalam lensa kontak akan menahan sinar matahari," kata Chuchan.

Ia menambahkan, lensa kontak ini memiliki bentuk seperti lensa kontak biasa dan bisa digunakan dalam waktu sebulan. Di masa depan, obat untuk penyakit mata lainnya, seperti katarak, juga bisa dimasukkan ke dalam lensa kontak ini.

Sikap Berjalan yang Pas

Kompas.com - Optimalkan langkah jalan kita dengan teknik yang benar. Berikut panduan sederhana yang membuat jalan kita nyaman dan bermanfaat.

1. Berdiri tegak. Bayangkan sebuah tali yang meregangkan kita dari pinggul hingga ujung kepala. Biarkan “tali” tersebut menarik kita ke posisi paling lurus atau tegak. Jangan lupa, buat otat bahu kita relaks.

2. Pandang lurus ke depan. Pertahankan leher kita dalam posisi lurus dan kepala tegak untuk menghindari terjadi ketegangan otot pada leher dan bahu kita. Jika kita ingin melihat ke bawah, usahakan hanya menurunkan pandangan mata kita saja, bukan kepala kita.

3. Gerakan tangan.
Tekuk siku kita dan biarkan tangan berayun secara alami di samping badan kita. Dengan menggerakan kedua tangan, kita bisa membakar kalori 15% lebih banyak.

4. Jangan angkat beban. Beberapa orang berusahan mendapatkan manfaat ganda latihan dengan menijinjing dumbbell yang ringan. Tapi, ahli fitness-walking mengatakan hal tersebut sangat berisiko, karena berat dari dumbbell akan mengganggu keseimbangan dan bisa menciderai otot belakang dan kaki kita. (Preventiononline/Astrid Anastasia)

Seks Menurun, Salahkan Kegemukan

Kompas.com — Seiring bertambahnya usia, wanita ini semakin meningkat gairah seksualnya. Sayang sekali, sang suami malah semakin enggan melakukan hubungan seksual. Diduga, kegemukan yang menjadi faktor penyebabnya. Apa kaitan kegemukan dengan potensi seksual? Bagaimana mengatasinya?

"Saya berumur 42, suami 46 tahun. Kami sudah menikah selama 13 tahun dan dianugerahi dua anak. Saat ini saya tidak menggunakan alat KB, suami yang pakai kondom. Sejak setahun ini suami kelihatan mengalami penurunan. Suami semakin jarang meminta berhubungan intim. Sebelumnya paling lama empat hari dia sudah mengajak berhubungan intim lagi.

Saya justru sebaliknya, semakin ingin melakukan hubungan intim. Kalau empat hari tidak hubungan intim, saya merasa ingin sekali. Kadang-kadang sampai susah tidur kalau tidak melakukan hubungan intim, padahal saya sudah ingin sekali.

Saya pernah bertanya kepada suami, mengapa kok tidak seperti dulu? Suami hanya menjawab, ya saja, dan mengatakan tidak tahu mengapa. Apakah kegemukan suami berpengaruh? Suami bertambah gemuk sejak dua tahun terakhir ini. Sudah minum obat kurus, tapi tidak berhasil.
Apakah suami perlu obat supaya bisa kembali seperti dulu? Kalau tidak mendapat obat, apakah dia bisa kembali bergairah seperti dulu?"
PK, Jakarta


Dua kemungkinan
Masalah Anda muncul karena ada kesenjangan antara Anda dan suami. Anda semakin ingin melakukan hubungan seksual, sedangkan suami justru semakin jarang ingin melakukannya. Inilah yang menimbulkan akibat yang mengganggu Anda.

Ada dua kemungkinan mengapa suami semakin jarang meminta melakukan hubungan seksual. Pertama, karena gairah seksualnya berkurang atau terhambat. Kedua, karena mengalami gangguan ereksi sehingga merasa takut melakukan hubungan seksual.

Kedua kemungkinan gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor fisik ataupun psikis. Salah satu faktor fisik adalah kegemukan. Pada dasarnya, kegemukan dapat berkaitan dengan fungsi seksual melalui mekanisme berikut.

Pertama, kegemukan berkaitan dengan berbagai gangguan atau penyakit, misalnya penurunan atau kekurangan hormon testosteron dan penyakit diabetes. Gangguan ini pada akhirnya berakibat pada gangguan fungsi seksual, antara lain, terhambatnya gairah seksual dan disfungsi ereksi.

Kedua, kegemukan berkaitan dengan hambatan teknis melakukan hubungan seksual. Akibat ada hambatan teknis, terjadi keengganan berhubungan seksual. Karena suami Anda mengalami kegemukan, mungkin itulah dua kemungkinan penyebab gangguan yang dialami suami. Untuk memastikan tentu diperlukan pemeriksaan yang benar.

Cari tahu penyebab kegemukan
Obat kurus yang digunakan suami Anda belum tentu dapat menghilangkan kegemukannya karena penyebab kegemukan bemacam-macam. Karena itu, harus diketahui apa penyebab kegemukannya. Kalau kegemukan, khususnya di bagian perut, disebabkan oleh kekurangan hormon, tentu diperlukan pengobatan hormon.

Kalau gangguan ini tidak mendapat pengobatan, kekurangan hormon akan terus berlangsung. Akibatnya, gangguan seksual dan gangguan lainnya juga terus berlangsung.

Saya sarankan suami Anda berkonsultasi lebih jauh dan mendapat pemeriksaan agar dapat ditentukan dengan pasti apa yang terjadi. Dengan demikian, pengobatan yang benar dapat diberikan agar akhirnya fungsi seksualnya akan lebih baik, bahkan kembali normal. Kalau ini yang terjadi, berarti kesenjangan seksual dengan Anda dapat diatasi dan kehidupan suami-istri menjadi lebih harmonis.

Jadi, jangan membeli obat sembarangan untuk mengatasi gairah seksual suami. Periksakan lebih dulu apa yang menjadi penyebab penurunan gairah seksualnya.
Konsultasi dijawab oleh dokter ahli andrologi dan seksologi, Prof dr Wimpie Pangkahila.

Salah Duduk, Saraf Bisa Terjepit

Kompas.com — Sering kali kita merasakan nyeri dan ngilu pada beberapa bagian tubuh tertentu setelah melakukan aktivitas yang berat atau duduk terlalu lama. Mungkin saja ini bukan nyeri biasa. Jika frekuensi nyeri termasuk sering dan menjalar ke bagian tubuh lain, bisa jadi itu gejala penjepitan saraf atau yang dikenal dengan nama saraf terjepit.

Saraf terjepit merupakan bagian dari nyeri punggung bawah atau low back pain. Pada tulang, ada bagian yang disebut diskus (bantalan atau sambungan di antara dua tulang) yang berfungsi semacam peredam beban (shockbreaker). Kalau diskus meleset dan bergeser, tulang langsung menekan saraf dan menimbulkan rasa nyeri yang amat sangat.

Rasa nyeri tadi sangat khas. Nyeri dapat menjalar ke bagian tubuh lain sesuai penjalaran dari jaringan saraf yang terjepit. Apabila saraf yang terjepit berasal dari bagian leher, nyeri dapat menjalar sampai ke tangan. Apabila nyeri berasal dari pinggang, penjalaran bisa sampai ke lutut, bahkan betis.

"Nyeri yang sangat khas disebut nyeri radikuler. Kadang pasien bisa menunjukkan dari mana dan sampai mana rasa nyeri tersebut menjalar," ungkap Dr Tiara Aninditha, Sp.S, ahli saraf dari RS Cipto Mangunkusumo. Bagian tubuh yang paling sering mengalami penjepitan saraf, tambahnya, adalah leher dan pinggang karena paling sering digunakan untuk bergerak.

Tak hanya lansia
"Sering kita menganggap saraf terjepit hanya dialami lansia yang semakin tua semakin rapuh tulangnya. Sebenarnya orang usia produktif pun dapat mengalami penjepitan saraf ini," tutur Dr Tiara.

Pada lansia, saraf terjepit bisa karena bantalan yang menyambungkan dua tulang menjadi elastis. Akibatnya, tulang langsung menekan tulang lain dan terjadi penjepitan saraf yang menimbulkan nyeri pada bagian tubuh tersebut. Saraf terjepit pada lansia juga dapat terjadi karena pengapuran atau tumbuhnya tulang muda yang runcing pada tulang belakang sehingga menekan saraf dan terasa sakit.

Osteoporosis (pengeroposan tulang) juga dapat menyebabkan saraf terjepit pada lansia. Pada osteoporosis, yang berkurang adalah massa tulangnya. "Jadi, ibarat tembok, semennya yang berkurang," tuturnya. Kasus nyeri pinggang jenis ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Cenderung membungkuk
Pada usia produktif, biasanya saraf terjepit terjadi karena aktivitas harian yang terlalu berat. Sering mengangkat beban berat yang hanya bertumpu pada satu bagian tubuh akan membuat tulang di bagian tersebut tertekan dan mengenai saraf sehingga timbul nyeri.

"Posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan saraf terjepit. Kita sering duduk dengan posisi membungkuk. Ini salah. Posisi duduk yang baik adalah tegak dan menyandar," ujarnya.

Kelainan bentuk tulang punggung (skoliosis) juga dapat menjadi penyebab saraf terjepit. "Biasanya kelainan tulang punggung ini karena kebiasaan berdiri dan duduk yang salah sehingga tulang punggung jadi tidak lurus atau cenderung membungkuk," katanya.

Kanker dan TB
Banyak kondisi lain yang dapat menimbulkan saraf terjepit, salah satunya tuberkulosis, biasa disingkat TBC atau TB. Kuman TB yang tak cepat ditangani dapat menyebar dan memakan tulang sehingga tulang jadi keropos dan langsung mengenai saraf.

Kanker dan tumor juga bisa menyebabkan saraf terjepit: "Pada kasus ini, kanker atau tumor sudah menyebar ke tulang sehingga jadi rapuh. Saraf terjepit langsung oleh tulang," ungkapnya.
Tak sedikit pula saraf terjepit akibat trauma jatuh. Seseorang yang pernah jatuh dengan posisi terduduk, kemungkinan dapat mengalami retak tulang belakang dan saraf terjepit. (GHS/putri)

Mengurangi Gejala Alergi akibat Kucing

Kompas.com — Walaupun kucing bisa membuat orang jadi menggaruk-garuk dan bersin, kecintaan terhadap si meong ini mengalahkan segalanya. Diakui, kucing adalah hewan peliharaan yang paling banyak menyebabkan alergi dibandingkan hewan peliharaan lain.

Penelitian terakhir menunjukkan, bulu kucing menyimpan semacam toksin penyebab meningkatnya risiko eksema salah satu jenis alergi yang banyak diderita anak-anak. Selain bulu, kotoran kucing yang sudah kering juga menjadi tempat berkembang biak paling nyaman bagi toksoplasma.

Walau begitu, jangan serta-merta membuang hewan peliharaan dari rumah. Apalagi menjauhkan binatang-binatang lucu ini dari anak-anak. Sebab, berteman dengan anjing dan kucing pada masa kanak-kanak bisa membantu membentuk pertahanan mereka pada kasus alergi.

Supaya kita bisa tetap nyaman tinggal serumah dengan si meong, ikuti saran berikut ini:

- Mandikan kucing seminggu sekali
Cara ini dapat mengurangi hampir 90 persen alergen di udara yang dibawa oleh kucing.

- Hindari karpet dan mebel berlapis bahan
Pel lantai berulang kali dan lengkapi penyedot debu dengan filter berefisiensi tinggi.

- Gunakan filter partikel udara efisiensi tinggi (HEPA) guna mengurangi alergen kucing yang terdapat dalam debu. Pembersih udara jenis ini membersihkan udara dari sebagian partikel debu yang masuk melalui filter.

- Jagalah agar kucing selalu berada di luar rumah
Apabila kucingnya memang kucing luar rumah, sedapat mungkin biarkan dia tinggal di luar dan jangan biarkan masuk ke ruang tidur dan ruangan lain yang sering Anda tempati.

- Tambahkan ventilasi
Hal ini akan membantu menurunkan tingkat alergen.

Apabila Anda atau orang di rumah mengidap asma yang pemicunya alergi terhadap kucing, sebaiknya carikan kucing tersebut tempat tinggal baru. Paparan berkelanjutan terhadap alergen kucing dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, bahkan setelah tidak terpapar lagi.

Makanan Terlarang untuk Ibu Menyusui

Kompas.com - Beberapa makanan atau minuman di bawah ini sebaiknya tidak dikonsumsi ibu menyusui. Mengapa? Berikut alasannya.

- Minuman isotonik
Minuman ini biasanya mengandung natrium, kalsium, kalium dan zat-zat yang dibutuhkan tubuh lainnya. Tapi kalau dikonsumsi saat tubuh tidak sedang melakukan aktivitas fisik berat, maka kandungan ion dalam minuman ini tidak memberikan efek positif.

- Softdrink
Kandungan gula dalam softdrink sangat tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

- Alkohol
Alkohol termasuk jenis minuman tidak sehat yang tidak disarankan untuk dikonsumsi, baik ibu hamil maupun menyusui. Kandungan alkohol terbukti memberikan efek negatif bagi tubuh.

- MSG
Di beberapa negara konsumsi MSG yang masih ditoleransi adalah 0,3-1 gram/hari. Dikatakan berlebihan bila konsumsi MSG sudah lebih dari 30 mg/kg BB per hari. Masalahnya tak mudah menghitung sudah berapa banyak MSG yang tercampur dalam setiap makanan atau kudapan yang masuk dalam tubuh.

MSG diduga menyebabkan kumpulan gejala penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejalanya antara lain rasa kebal pada leher bagian belakang, lengan dan seluruh tubuh terasa lemah serta terjadi peningkatan denyut nadi. MSG juga berkaitan dengan tercetusnya berbagai gangguan alergi seperti asma, gatal, infeksi kulit, gangguan irama jantung, kelainan saraf tepi dan gangguan pencernaan.

- Makanan berpengawet/pewarna
Zat-zat berbahaya yang sering digunakan pada makanan antara lain zat pewarna tekstil seperti rhodamin B, methanyl yellow yang berefek menyebabkan gangguan fungsi hati sampai kanker.

Pemanis buatan yang dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker kandung kemih. Zat pengawet berbahaya seperti formalin dan boraks banyak digunakan dalam bakso, mi, tahu. Begitu kloramfenikol untuk mengawetkan udang.