Selasa, 23 Maret 2010

Waspada, Anak Bisa Ketagihan Tayangan Pornografi

KOMPAS.com - Globaliasi informasi ibarat dua sisi mata uang. Ada dampak positif dan ada pula dampak negatifnya. Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Masayu S Hanim, mengingatkan para orangtua untuk memantau tayangan dan informasi yang diakses putra-putrinya, sejak anak-anak hingga menginjak usia remaja.

Berdasarkan penelitian LIPI pada tahun 2005-2007 di beberapa kota di Indonesua, menyaksikan atau mengakses konten porno bisa menimbulkan addiction alias ketagihan. Ia memaparkan, dari hasil penelitian di Palembang dan Semarang, sebanyak 51 persen dan 42 persen responden mengaku ketagihan setelah menyaksikan tayangan pornografi.

"Kalau untuk anak-anak dan remaja, ini kan bahaya sekali. Apalagi sekarang akses internet yang luas membuka peluang menikmati tayangan ini menjadi semakin besar. Perlu pantauan orangtua terhadap anak-anaknya," kata Masayu dalam sarasehan "Pornografi Anak" di Gedung LIPI, Jakarta Selatan, Rabu (24/3/2010).

Aktivitas yang dilakukan untuk mengakses konten pornografi di antaranya dilakukan melalui film atau DVD/VCD porno, membaca majalah/buku porno yang kemudian mendorong untuk melakukan hubungan seks diluar pernikahan. Selain ketagihan, dampak tayangan pornografi akan menimbulkan escalation atau hasrat untuk melakukan tindakan seksual dan membangkitkan kecenderungan untuk melakukan dan meniru.

"Kita juga harus kritis terhadap tayangan di televisi. Iklan juga secara tidak sadar ada yang memuat konten pornografi dan terkadang luput dari perhatian kita, tetapi bisa dicontoh oleh anak-anak," kata dia.

Sementara itu, Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot S Dewo Broto mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meminimalisasi akses ke situs-situs porno. Orangtua juga bisa melakukan filter sendiri dengan memblok situs-situs yang dinilai membahayakan bagi anak-anaknya.

"Bisa diakses di internetsehat.org. Orangtua atau kita bisa memilih, situs-situs apa saja yang akan diblok sehingga tidak bisa diakses anak-anak," ujar Gatot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar